Kerangka Materi Biologi SMA Kelas 12 Bab 5 Hukum Mendel dan Penyimpangan Semu Hukum Mendel



Kerangka Materi Biologi SMA Kelas 12

BAB 5. HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

 

Kompetensi Dasar:

KD 3.5. Menerapkan prinsip pewarisan sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel.

KD 4.5. Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel dalam perhitungan peluang dari persilangan makhluk hidup di bidang pertanian dan peternakan.

 

A.      PENGERTIAN

v  Dalam kehidupan sehari-hari beragam variasi sifat dapat kita lihat, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.

v  Variasi sifat diturunkan dari induk kepada keturunannya (hereditas).

 

B.      HUKUM PEWARISAN SIFAT

Berawal dari Gregor Mendel yang menerangkan adanya fenomena faktor keturunan (gen) yang secara kekal diwariskan dari induk kepada keturunannya melalui hukum pemisahan.

1.       HUKUM I MENDEL

Ø  Disebut juga hukum segregasi, adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet, bahwa pada waktu pembentukkan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel secara bebas, dari diploid menjadi haploid.

Ø  Hukum I Mendel dapat dipelajari pada persilangan monohibrid.

 

2.       HUKUM II MENDEL

Ø  Disebut juga hukum penggabungan bebas, adalah mengenai ketentuan peggabungan bebas yang harus menyertakan terbentuknya gamet pada persilangan dihibrid.

Ø  Hukum II Mendel dapat dipelajari pada persilangan dihibrid.

 

3.       PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

Ø  Terjadi karena interaksi antar alel dan genetik.

Ø  Interaksi Alel (dominansi tidak sempurna, kodominan, variasi dua atau lebih gen sealel (alel ganda), dan alel letal.

Ø  Interaksi Genetik (atavisme, polimeri, kriptomeri, hipostasis-epistasis, komplementer).

 

C.      PERSILANGAN MONOHIBRID

o   Adalah perkawinan yang mengahsilkan pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda.

o   Contoh tanaman kacang kapri berwarna ungu (UU) disilangkan dengan tanaman kacang kapri berwarna putih (uu) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotif bunga merah : bunga putih = 3 : 1.

 

D.      PERSILANGAN DIHIBRID

o   Adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan dua karakter yang berlainan.

o   Contoh pada persilangan antara tanaman kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning (BBKK) dengan tanaman kacang kapri berbiji keriput dan berwarna hijau (bbkk) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip biji bulat warna kuning : biji bulat warna hijau : buji keriput warna kuning : biji keriput warna hijau = 9 : 3 : 3 :1.

 

E.       PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

1.       Interaksi alel

a.       Dominansi tidak sempurna

Yaitu alel dominan tidak menutupi alel resesif sepenuhnya sehingga individu yang heterozygot memiliki sifat yang setengah dominan dan setengah resesif, contoh pada bunga snapdragon merah

(MM) yang disilangkan dengan bunga snapdragon putih (mm) yang menghasilkan keturunan  dengan perbandingan fenotip merah : merah muda : putih = 1 : 2 :1.

b.      Kodominan

Yaitu dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain, contoh pada sapi dengan warna merah (RR) yang kodominan terhadap putih (rr).

c.       Alel ganda

Adalah fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen, yang terjadi akibat mutasi sehingga menghasilkan banyak variasi alel, contohnya alel ganda yang mengatur warna rambut pada kelinci.

d.      Alel letal

Yaitu alel yang menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya, contohnya albino pada tumbuhan, pada sapi bulldog dan ayam jambul.


2.       Interaksi genetik

a.       Atavisme

Yaitu munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen, contohnya persilangan antara ayam berjengger rose (RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.

b.      Polimeri

Yaitu bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambahkan), terjadiakibat interaksi antara dua gen atau lebih, sehingga disebut juga sifat gen ganda, contohnya pada persilangan gandum berbiji merah (M1M1M2M2) dengan gandum berbiji putih (m1m1m2m2) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotif merah : putih = 15 : 1.

c.       Kriptomeri

Adalah sifat gen dominan yang tersembunyi jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, contohnya pada bunga Linaria maroccana berwarna merah (Aabb) dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB) yang menghasilkan perbandingan fenotip bunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

d.      Epistasis dan hipostasis

Gen yang sifatnya mempengaruhi (menghalangi) disebut gen epistasis, sedangkan gen yang sifatnya dipengaruhi (dihalangi) disebut gen hipostasis, contohnya pada labu putih (PPKK) dan labu hijau ppkk) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotif putih ; kuning ; hijau = 12 : 3 : 1, tikus hitam (Hhaa) dan tikus putih (hhAA) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotif tikus abu-abu agouti : tikus hitam : tikus putih = 9 : 3 : 4 , tanaman biji segitiga (AABB) dan tanaman biji bulat (aabb) yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotif biji segitiga : biji bulat = 15 : 1.

e.      Komplementer

Adalah interaksi beberapa gen yang saling melengkapi, contoh pada bunga Lathyrus odoratus putih (CCpp) dan bunga Lathyrus odoratus putih (ccPP) yang menghasilkan perbandingan fenotif ungu : putih = 9 : 7.

 

                  by Ai Rohimah, S.Pd

                                                            Guru Biologi SMA Pasundan Rancaekek

 

Sumber :

Aryulina, Diah. dkk. 2007. Biologi 3. Esis. Jakarta. Erlangga.

S, Purwatiningsih. 2006. Biologi XII. Surakarta. PT Pabelan Cerdas Nusantara.

Sri Lestari, Endang. Kistinnah, Idun. 2010. Biologi XII. Bandung. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasioanal.

Pratiwi, D.A. dkk. 2012. Biologi XII. Jakarta. CV Erlangga.

Sri Sayeki, Naniek. 2017. Biologi XII. Jakarta. CV Arya Duta.

Pujiyanto, Sri. Siti Ferniah, Rejeki. 2016. Menjelajahi Dunia Biologi 3. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.


Comments

Popular posts from this blog

LKPD KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

LKPD 3 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

LKPD 9 SISTEM KOORDINASI